Sosialisasi Strategi pencegahan Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme di lingkungan SMA Negeri 4 Kota Bengkulu oleh Satgaswil Densus 88 Anti Teror Polri

Bengkulu 22 November 2023 -  Satgaswil Densus 88 Anti Teror Polri Bengkulu, bersama dengan SMA Negeri 4 Kota Bengkulu, telah menggelar program sosialisasi bertujuan untuk mencegah paham intoleransi, radikalisme dan terorisme dalam lingkungan sekolah. Yang dilaksanakan di aula masjid Al-Fattah SMA Negeri 4 Kota Bengkulu.

Dalam acara ini dihadiri oleh Kepala SMA Negeri 4 Kota Bengkulu Sariful Maliki, M.Pd, yang diwakili oleh wakil kepala sekolah Fauzun, S.Sos memberikan sambutan dan membuka acara. Acara ini turut dihadiri Satgaswil  Densus 88 Anti Teror Kasubnit Idensos AKBP Yuldi Kurniawan, S.T., M.H dan Kasubnit Idensos  Kompol Khairul Saleh, wakil kepala sekolah, dewan guru, Tas dan ratusan siswa SMA Negeri 4 Kota Bengkulu.

Mengawali kegiatan Dalam sambutanya wakil kepala sekolah mengatakan bahwa dirinya menyambut baik kegiatan sosialisasi ini’’ mengucapkan selamat datang kepada tim Satgaswil Densus 88 Anti Teror Polri Bengkulu, kami mengharapkan pada anak-anak memperhatikan materi yang diberikan, ini luar biasa mohon di ikuti dengan baik, kemudian jika ada sesuatu yang mengganjal di pikiran dan perasaan jangan takut anak-anak sekalian untuk melontarkan pernyataan , pesan bapak jauhkan diri anak sekalian dari sikap intoleransi, radikalisme dan terorisme , agar nanti terwujud Indonesia emas 2045” tuturnya.

Pemateri utama disampaikan oleh Kompol  Khairul Saleh menekankan peran penting  lembaga pendidikan dalam pencegahan Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme di lingkungan sekolah dijelaskan Kompol  Khairul Saleh, intoleransi merupakan sifat ketidakmampuan untuk menerima atau menghormati pandangan, keyakinan atau kepercayaan orang lain. Sedangkan terorisme adalah tindakan kekerasan atau ancaman serius untuk mencapai tujuan politik atau ideologi dengan cara merugikan orang lain. Contohnya: kelompok teroris melakukan serangan bom untuk menacapai tujuan mereka. Radikalisme adalah dukungan kuat terhadap perubahan tajam dalam ideologi pandangan politik dalam konteks negatif. Radikalisme dapat berarti dorongan untuk menggulingkan pemerintah atau mengganti ideologi suatu Negara.

Melanjutkan paparannya Kompol  Khairul Saleh juga menyampaikan “ strategi pencegahan Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme di lingkungan sekolah  dengan cara, kepala sekolah dan dewan guru harus memahami dan mengerti tentang gejala prilaku dan radikalisme kemungkinan terjadi di sekolah, sekolah membangun kesadaran dan pengetahuan kepada siswa untuk mencegah intoleransi dan radikalisme, sekolah menyusun peraturan sekolah anti intoleransi, radikalisme dan terorisme serta membentuk tim atau satgas anti intoleransi di lingkungan sekolah .“ ujarnya

Ia juga menambahkan  “ paham ini di ibaratkan sebuah pohon yang mana intoleransi di ibaratkan menjadi akarnya , radikalisme menjadi batangnya. Contohnya sering mengkafir-kafirkan orang lain, membid’ah orang  lain dan terosisme menjadi buahnya. Jangan merujuk pada suatu agama karna potensi radikalisme dan terorisme dapat ada pada agama apapun. Untuk itu kita harus pintar dalam mencari guru  yang moderat dan benar agar tidak terjerumus ke jalan yang salah”. Ujarnya.

Ia juga mengharapkan siswa dan siswi SMA Negeri 4 tetap memegang teguh nilai-nilai pancasila, tanamkan jiwa nasionalisme, kecintaan terhadap NKRI agar nantinya  dapat terhindar dari Paham Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme.

Kegiatan dilanjutakan dengan sesi tanya jawab bagi peserta sosialisasi dengan seputar strategi pencegahan  Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme. Yang di jawab oleh   Satgaswil  Densus 88 Anti Teror Kasubnit Idensos AKBP Yuldi Kurniawan, S.T., M.H.

Salah satu siswa revola kelas 10 mipa 5 bertanya “ bagaimana bapak, langkah awal kami dalam pencegahan Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme di lingkungan  sekolah ini ? “

AKBP Yuldi Kurniawan, S.T., M.H. menjawab “ sebagai pelajar kita harus menghormati sesama teman , kepercayaan agama lain, suku lain, harus pintar dalam bermedia sosial mau itu instagram, tiktok, fb dll, hati-hati dalam menerima/mencerna informasi dari media sosial tersebut agar tidak terkena hoak dan paham-paham yang radikal, harus saling jaga kekompakan dalam situasi apapun dan selalu bergotong-royong yang merupakan budaya kita dari nenek moyang” ujarnya

AKBP Yuldi Kurniawan, S.T., M.H. menambahkan secara umum sikap intoleransi dan radikalisme di kalangan pelajar yaitu rasisme prilaku diskriminasi, melecehkan, meledek, individu tertentu, ras, etnis agama biasanya dilakukan oleh mayoritas terhadap minoritas, pemaksaan kepercayaan/penggunaan atribut berdasarkan agama tertentu, baik secara kolektif maupun individual lainnya yang berbeda kepercayaan, berikut indikator sikap intoleransi dan radikalisme di lingkungan sekolah : tidak mau membaca dan mengikuti pembacan pancasila, tidak mau mengikuti upacara bendera, menganut ideologi selain pancasila, tidak mau hormat bendera, tidak menyayikan lagu Indonesia Raya dan lagu nasional lainya. tuturnya.

Siswa dan siswi sangat antusias dalam menerima materi yang diberikan. Acara ini merupakah langkah konkret dalam menjaga keamanan dan stabilitas di lingkungan sekolah serta mendukung  upaya pemerintah dalam memerangi paham-paham yang merusak kerukunan dalam bermasyarakat terutama di lingkungan sekolah. Semua pihak yang hadir  berharap bahwa kerjasama antara Satgaswil  Densus 88 Anti Teror Polri Provinsi Bengkulu untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan harmonis dan terhindar dari sikap Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme.(pdn)